Minggu, 21 September 2014

Perjuangan #1

Sedikit flash backbeberapa tahun yang lalu, semester II, dan kesempatan yang tiba-tiba, kesempatan yang membahagiakan. Banyak belajar. Festival Seni Qurani tingkat Nasional JQH Al-Mizan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Ini bangunan, tempat kami,
para peserta dari seluruh penjuru Indonesia tansit untuk pertama kali :)
Ini waktu sama temen-teman
Delegasi IQH Al-Furqon STAIN Salatiga
Kece yaaa.. :D
Dulu, saya sebenarnya bukan anggota JQH, dan tidak punya niat jadi anggota JQH. Karena direkomendasikan seorang dosen untuk ikut lomba ini, saya jadi kayak punya 'hutang' untuk ikut dan bergabung di Al-Qur'an Lovers, JQH Al-Furqon STAIN Salatiga.
Pembukaan Lomba, aslinya deg-degan, try to calm, and peace :D
Ini dulu, internetnya lagi ndak bersahabat... :( tunggu kelanjutannyaaa. Ini belum apa-apa, perjuangan kami benar-benar banyak pelajarannya. :)

Rabu, 17 September 2014

Setelah Kampung Bahasa

Malam Kamis, di pondok kami, Kampung Bahasa sudah menjadi rutinitas yang selalu dihelat guna mengembangkan kemampuan kebahasaan santri, baik di bidang bahasa arab maupun dalam bahasa inggris. *Kata Ustadzah Tsani* Saya baru 2 kali ini ikut kegiatan tersebut. Dan rasanya seperti dicambuk-cambuk. Perih, tapi beneran pingin bisa. Pingin latihan. Pingin berusaha. Banget. Act now, Suci.

Ini sejujurnya cambukan kedua bagi saya, setelah tadi siang, di mata kuliah muhadatsah saya hanya bisa birbicara sedikit, tentang nama, alamat, riwayat pendidikan, orangtua, hobi. Selebihnya mendengarkan teman-teman berbicara, berusaha memahami apa yang mereka bicarakan, dan ikut tertawa ketika ada salah seorang dari kami yang melucu.

Saya diantara orang-orang hebat.
 Mbak Rahma (coklat) adalah seorang mahasiswa PAI
teguh dengan Al-Quran dan mendalami agama.
Tulisannya selalu bagus dan menyentuh.
Mbak Novi (pink) seorang Qari'ah, suaranya Subhanallaah
Tidak pernah lelah berlatih hingga sekarang,
cita-citanya menjadi Qari'ah internasional. 
Lebih dari apapun yang saya pelajari pada hari rabu ini, keinginan terbesar saya adalah saya ingin bicara dengan bahasa arab dengan lancar, baik, dan benar.

Bahasa itu membutuhkan latihan. Bahasa itu mudah. Kesulitannya ada di dirimu sendiri. Ketakutan yang menghantuimu, sirnakan sajalah. Dan mencoba untuk belajar, sedikit, demi sedikit. Kontinyu. Bahasa tanpa latihan adalah kosong. Saya sangat setuju dengan hal itu. Lagi, semangat saya terlecut. Saya percaya, dengan usaha yang lebih keras, saya akan bisa. Allaah tahu seberapa ingin saya bisa. Tidak hanya pidato dan menjadi juara, tetapi saya juga ingin bisa berkomunikasi dengan bahasa arab. Seperti sosok dosen, guru, dan ustadz saya. Waaaaaa....

Gus Hanif, putra pendiri pontren ini bilang kalau bahasa itu gak ada matinya. Lagi, saya setuju. Kematian bahasa berarti kepunahan komunikasi, yang berarti juga musnahnya peradaban. Selama masih ada manusia, akan selalu ada bahasa.

Selamat malam, cambukan yang semoga bisa membuat saya lebih bisa. Selamat malam, saya masih nagih janji ke diri saya untuk nulis pake bahasa arab. Semangaaatttttt !!!!! ~

Pondok Pesantren Edi Mancoro
Gedangan, Tuntang, Kab. Semarang
17-09-2014 - 22.34
Fs. Nurani

Selasa, 16 September 2014

Tekad Baru

Ini piala lomba pidato bahasa arab di STAIN Pekalongan,
 tahun 2013
Saya Fauziyah Suci Nurani, ketika menulis catatan ini saya sudah semester V jurusan tarbiyah progdi pendidikan bahasa arab.

Tolong jangan identikkan saya dengan seseorang yang --seperti identiknya orang-orang pba-- bisa baca kitab, ngobrol pakai bahasa arab setiap saat dengan baik dan benar, menulis dengan bahasa arab secara baik, mengerti benar tentang kaidah kebahasaan bahasa arab, mendengarkan lagu-lagu berbahasa arab dan mengerti maknanya. Saya jauh dari itu semua.

Saya tertarik dengan bahasa Arab.
Pernyataan itu benar, saya memang tertarik dengan bahasa arab, nama-nama ilmuan islam terdahulu, semisal Imam Ghozali, Imam Syafii, dan penyair seperti Antroh, Ibnu Rummi, dengan puisinya yang menyentuh hati serta syiirnya yang membuat bulu kuduk berdiri begitu memikat saya. Saya ingin bisa membuat tulisan sedalam dan sebermakna itu.

Saya bahagia karena bahasa Arab.
Masih idealis sekali apa yang saya tulis disini. Saya bahagia dengan bahasa arab, ketika pada suatu masa dalam kehidupan saya, saya diberi kesempatan untuk belajar pidato bahasa arab, mengikuti lomba, dan menyabet piala karenanya. Satu piala, dua, tiga, dan sekarang sudah lumayan banyak. Ibuku bahagia. Bapakku juga. Alasan terbesar mengapa aku bisa bahagia. Karena bahasa arab. Ditambah kebahagiaan guru-guru, sekolah, teman-teman, semuanya. Karena bahasa arab.

Saya tidak ingin meninggalkan bahasa Arab.
Ini sudah agak religius. Alasannya karena bahasa Arab adalah bahasa agama, dan menurut informasi yang saya dapat dari guru ngaji di pondok, bahwasanya bahasa Arab adalah bahasa yang paling banyak digunakan untuk beribadah oleh orang-orang di dunia. Jadi, sebagai hamba Allaah yang baik, seorang manusia wajib belajar bahasa Arab, membawa bahasa Arab dalam hatinya, memegangnya teguh, untuk kemudian berkomunikasi dengan Tuhan, membaca Al-Quran dan mengkajinya dengan baik.

Begitulah, saya akhirnya memilih bahasa arab untuk saya dalami, saya tekuni.

Saya suka menulis dan tekad saya adalah tidak akan pernah berhenti menulis sampai kapanpun. Tekad baru saya, saya akan menuliskan tulisan-tulisan saya dengan bahasa Arab. Saya harap secepatnya saya bisa. Dan semuanya bisa membaca, memahami, dan ikut belajar bahasa arab.

Allaah, mudahkanlah... Semangaaaatttt !!!

Fs. Nurani
Kampus II STAIN Salatiga
17 September 2014
12.22